BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Varisela adalah penyakit
infeksi virus akut dan cepat menular, yang disertai gejala konstitusi dengan
kelainan kulit yang polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh.
(Prof. Dr. Maswali Harahap, 2000 : 94)
Varicella pada umumnya menyerang
anak-anak, di negara-negara bermusin empat, 90% kasus varisela terjadi
sebelum usia 15 tahun. Pada anak-anak , pada umumnya penyakit ini tidak begitu
berat.
Namun di negara-negara tropis,
seperti di Indonesia, lebih banyak remaja dan orang dewasa yang terserang
Varisela. Lima puluh persen kasus varisela terjadi diatas usia 15 tahun. Dengan
demikian semakin bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala varisela
semakin bertambah berat.
B. TUJUAN
1. Mahasiswa
mampu memahami tentang konsep medis dari penyakit varicella.
2. Mahasiswa
mampu mengenal penyakit varicella lebih awal.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. DEFENISI
Varisela berasal dari bahasa latin,
Varicella. Di Indonesia penyakit ini dikenal dengan istilah cacar air,
sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama Chicken – pox.
Varisela adalah Penyakit Infeksi
Menular yang disebabkan oleh virus Varicella Zoster, ditandai oleh erupsi yang
khas pada kulit.
Varisela atau cacar air merupakan
penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus Varicella Zoster dengan
gejala-gejala demam dan timbul bintik-bintik merah yang kemudian mengandung
cairan.
Varisela adalah penyakit
infeksi virus akut dan cepat menular, yang disertai gejala konstitusi dengan
kelainan kulit yang polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh.
(Prof. Dr. Maswali Harahap, 2000 : 94)
Varisela merupakan
penyakit akut menular yang ditandai oleh vesikel di kulit dan selaput lendir
yang disebabkan oleh virus varisella. Varisela adalah infeksi akut prime yang
menyerang kulit dan mukosa secara klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan
kulit polimorfi terutama berlokasi di bagian sentral tubuh, disebut juga cacar
air, chicken pox (Kapita Selekta, 2000).
B. ETIOLOGI
Virus Varicella Zoster, termasuk
Famili Herpes Virus. Menurut Richar E, varisela
disebabkan oleh Herpes virus varicella atau disebut juga virus varicella-zoster
(virus V-Z). Virus tersebut dapat pula menyebabkan herpes zoster. Kedua
penyakit ini mempunyai manifestasi klinis yang berbeda. Diperkirakan bahwa
setelah ada kontak dengan virus V-Z akan terjadi varisela, kemudian setelah
penderita varisela tersebut sembuh, mungkin virus itu tetap ada dalam bentuk
laten (tanpa ada manifestasi klinis) dan kemudian virus V-Z diaktivasi oleh
trauma sehingga menyebabkan herpes zoster. Virus V-Z dapat ditemukan dalam
cairan vesikel dan dalam darah penderita verisela dapat dilihat dengan
mikroskop electron dan dapat diisolasi dengan menggunakan biakan yang terdiri
dari fibroblas paru embrio manusia.
C. KLASIFIKASI
Menurut Siti Aisyah (2003). Klasifikasi
Varisela dibagi menjadi 2 :
1.
Varisela congenital
Varisela congenital adalah sindrom yang terdiri atas parut sikatrisial,
atrofi ekstremitas, serta kelainan mata dan susunan syaraf pusat. Sering
terjadi ensefalitis sehingga menyebabkan kerusakan neuropatiki. Risiko
terjadinya varisela congenital sangat rendah (2,2%), walaupun pada kehamilan
trimester pertama ibu menderita varisela. Varisela pada kehamilan paruh kedua
jarang sekali menyebabkan kematian bayi pada saat lahir. Sulit untuk
mendiagnosis infeksi varisela intrauterin. Tidak diketahui apakah pengobatan
dengan antivirus pada ibu dapat mencegah kelainan fetus.
2.
Varisela neonatal
Varisela neonatal terjadi bila terjadi varisela maternal antara 5 hari
sebelum sampai 2 hari sesudah kelahiran. Kurang lebih 20% bayi yang terpajan
akan menderita varisela neonatal. Sebelum penggunaan varicella-zoster immune
globulin (VZIG), kematian varisela neonatal sekitar 30%. Namun neonatus dengan
lesi pada saat lahir atau dalam 5 hari pertama sejak lahir jarang menderita
varisela berat karena mendapat antibody dari ibunya. Neonatus dapat pula
tertular dari anggota keluarga lainnya selain ibunya. Neonatus yang lahir dalam
masa risiko tinggi harus diberikan profilaksis VZIG pada saat lahir atau saat
awitan infeksi maternal bila timbul dalam 2 hari setelah lahir. Varisela
neonatal biasanya timbul dalam 5-10 hari walaupun telah diberikan VZIG. Bila
terjadi varisela progresif (ensefalitis, pneumonia, varisela, hepatitis,
diatesis pendarahan) harus diobati dengan asiklovir intravena. Bayi yang
terpajan dengan varisela maternal dalam 2 bulan sejak lahir harus diawasi.
Tidak ada indikasi klinis untuk memberikan antivirus pada varisela neonatal
atau asiklovir profilaksis bila terpajan varisela maternal.
D.
MANIFESTASI KLINIK
Ø Masa tunas penyakit berkisar antara 8-12 hari.
Ø Didahului stadium
prodromal yang ditandai :
·
Demam
·
Malaise
·
Sakit kepala
·
Anoreksia
·
Sakit punggung
·
Batuk kering
·
Sore throat yang berlangsung 1-3 hari.
Ø Stadium : erupsi yang ditandai dengan terbentuknya verikula yang khas,
seperti tetesan embun (teardrops) vesikula akan berubah menjadi pustule,
kemudian pecah menjadi kusta, sementara proses ini berlangsung, timbul lagi
vesikel baru sehingga menimbulkan gambaran polimorfi.
Ø Penyebaran lesi terutama adalah di daerah badan kemudian menyebar secara
satrifugal ke muka dan ekstremitas. (Prof.dr. Marwali Harahap, 2000 : 94 – 95 )
E.
PATOFISIOLOGI
Menyebar Hematogen.
Virus Varicella Zoster juga
menginfeksi sel satelit di sekitar Neuron pada ganglion akar dorsal Sumsum
Tulang Belakang. Dari sini virus bisa kembali menimbulkan gejala dalam bentuk
Herpes Zoster.
Sekitar 250 – 500 benjolan akan
timbul menyebar diseluruh bagian tubuh, tidak terkecuali pada muka, kulit
kepala, mulut bagian dalam, mata , termasuk bagian tubuh yang paling intim.
Namun dalam waktu kurang dari seminggu , lesi teresebut akan mengering dan
bersamaan dengan itu terasa gatal. Dalam waktu 1 – 3 minggu bekas pada kulit
yang mengering akan terlepas.
Virus Varicella Zoster penyebab
penyakit cacar air ini berpindah dari satu orang ke orang lain melalui percikan
ludah yang berasal dari batuk atau bersin penderita dan diterbangkan melalui
udara atau kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi.
Virus ini masuk ke tubuh manusia
melalui paru-paru dan tersebar kebagian tubuh melalui kelenjar getah bening.
Setelah melewati periode 14 hari
virus ini akan menyebar dengan pesatnya ke jaringan kulit. Memang sebaiknya
penyakit ini dialami pada masa kanak-kanak dan pada kalau sudah dewasa. Sebab
seringkali orang tua membiarkan anak-anaknya terkena cacar air lebih dini.
Varicella pada umumnya menyerang
anak-anak ; dinegara-negara bermusin empat, 90% kasus varisela terjadi
sebelum usia 15 tahun. Pada anak-anak , pada umumnya penyakit ini tidak begitu
berat.
Namun di negara-negara tropis,
seperti di Indonesia, lebih banyak remaja dan orang dewasa yang terserang
Varisela. Lima puluh persen kasus varisela terjadi diatas usia 15 tahun. Dengan
demikian semakin bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala varisela
semakin bertambah berat.
F. KOMPLIKASI
Cacar air jarang menyebabkan
komplikasi. Jika terjadi komplikasi dapat berupa infeksi kulit. Komplikasi yang
paling umum ditemukan adalah :
1. Bekas luka
yang menetap. Hal ini umumnya ditemukan jika cacar air terjadi pada anak yang
usianya lebih tua atau cenderung pada orang dewasa.
2. Acute
Cerebral Ataxia Komplikasi ini tidak umum ditemukan dan cenderung lebih mungkin
terjadi pada anak yang lebih tua. Komplikasi ini ditandai dengan gerakan otot
yang tidak terkoordinasi sehingga anak dapat mengalami kesulitan berjalan,
kesulitan bicara, gerakan mata yang berganti-ganti dengan cepat. Ataxia ini
akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa minggu atau bulan.
Pada beberapa kelompok, cacar air
mungkin menyebabkan komplikasi yang serius seperti cacar air yang berat dan
seluruh tubuh, pneumonia dan hepatitis yang termasuk dalam kelompok tersebut :
1. Bayi dibawah
usia 28 hari
2. Orang dengan
kekebalan tubuh rendah
3. Komplikasi
yang terjadi pada orang dewasa berupa ensefalitis, pneumonia, karditis,
glomerulonefritis, hepatitis, konjungtivitis, otitis, arthritis dan kelainan
darah (beberapa macam purpura).
4. Infeksi pada
ibu hamil trimester pertama dapat menimbulkan kelainan congenital, sedangkan
infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang kelahiran dapat menyebabkan
varisela congenital pada neonatus.
G. PENCEGAHAN
1. Hindari kontak dengan
penderita.
2. Tingkatkan daya tahan
tubuh.
3. Imunoglobulin
Varicella Zoster
Ø Dapat
mencegah (atau setidaknya meringankan terjadinya cacar air. Bila diberikan
dalam waktu maksimal 96 jam sesudah terpapar.
Ø Dianjurkan
pula bagi bayi baru lahir yang ibunya menderita cacar air beberapa saat sebelum
atau sesudah melahirkan.
H.
PENATALAKSANAAN
1. Nyeri diberikan analgetik
2. Terdapat infeksi sekunder diberikan antibiotic
3. Defisiensi imunitas diberikan antiviral/imunostrimulator.
4. Sejak lesi muncul dalam 3 hari pertama diberikan asiklovir.
5. Untuk mencegah fibrosis ganglion diberikan kortikosteroid.
6. Pengobatan tropical tergantung pada stadium, pada 5 stadium
besikal diberikan bedak
untuk mencegah pecahnya
vesikel agar tidak terjadi infekel sekunder.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Varicella
adalah infeksi akut primer oleh virus Varicella Zooster yang menyerang kulit
dan mukosa.
2. Penyakit ini
disebabkan oleh virus Varicella Zooster. Penamaan virus
ini memberi pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan penyakit
Varicella. Sedangkan kreativitasnya menyebabkan Herpes Zooster.
3. Pada beberapa kelompok yaitu :
·
Bayi dibawah
usia 28 hari
·
Orang dengan kekebalan tubuh rendah.
B. SARAN
Diharapkan kepada mahasiswa (i)
dapat mengetahui apa itu Varicella dan jadikan sebagai ilmu keperawatan dalam kehidupan
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Sungguh suatu kesyukuran yang memiliki makna tersendiri, karena walaupun dalam
keadaan terdesak, kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan karya tulis ini, kami mencoba
membahas tentang “VARICELLA”.
Apa yang kami lakukan dalam karya tulis ini, masih
jauh yang diharapkan dan isinya masih terdapat kesalahan – kesalahan baik dalam
penulisan kata maupun dalam menggunakan ejaan yang benar. Oleh karena itu,
kritikan dan saran yang sifatnya membangun, kami harapkan sehingga makalah ini
menjadi sempurna.
Palopo,
Maret 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
Sampul
..................................................................................................................... i
Kata
Pengantar......................................................................................................... ii
Daftar
Isi................................................................................................................. iii
BAB
I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar
Belakang......................................................................................... 1
B. Tujuan
...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 2
A.
Defenisi.................................................................................................... 2
B.
Etiologi .................................................................................................... 2
C.
Klasifikasi ................................................................................................ 3
D.
Manifestasi Klinik.................................................................................... 3
E.
Patofisiologi ............................................................................................. 4
F.
Komplikasi ............................................................................................... 5
G.
Pencegahan .............................................................................................. 5
H.
Penatalaksanaan ....................................................................................... 6
BAB III PENUTUP................................................................................................ 7
A.
Kesimpulan .............................................................................................. 7
B.
Saran ........................................................................................................ 7
Daftar Pustaka......................................................................................................... 8